Archive | 9 Januari 2013

Laporan spektrofotometri

BAB I
PENDAHULUAN

Spektrometri serapan merupakan pengukuran atau interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatuzat kimia. Teknik yang sering di gunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak, inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190 – 380 nm, daerah cahaya tampak 380 – 780 nm, daerah infra merah dekat 780 – 3000 nm ,dan daerah inframerah 2,5 – 40 nm atau 4000 – 250 cm -2.
Analisi kuantitatif secara spektrofotometri dapat di lakukandengan metode regresi dan pendekatan .
Analisis kuantitatif dengan metode regresi yaitu dengan metode regresi yaitu dengan menggunakan persamaan garis regresi yang di dasarkan pada hrga serapan dan konsentrasi standart yang di buat dalam beberapa konsentrasi standar yang di buat dalam beberapa konsentrasi. Paling sedikit menggunakan lima rentang konsentrasi yang meningkat dapat memberikan serapan linier. Kemudian di plot menghasilkan suatu kurva yang disebut dengan kurva kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung dengan kurva tersebut.
Maksud percobaan adalah Untuk mengetahui dan memahami cara pengukuran spektrum absorpsi senyawa campuran 2 sulfonamida.
Tujuan percobaan adalah Untuk menganalisis larutan yang mengandung senyawa tunggal maupun campuran 2 komponen.
Prinsip percobaan adalah berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan pengukuran spektrum absorpso senyawa campuran 2 sulfonamida dengan menganilisis secara spektrofotometri di lakukan pada larutan yang mengandung senyawa tunggal maupun campuran 2 komponen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang di dasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatik oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokrometer prisma atau kiri difraksi dengan defektor.
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di dasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik . cahaya terdiri dari radiasi terhadap masa mata manusia peka. Gelombang dengan panjang gelombang beraliran akan menimbulkan cahaya yang berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan panjang panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh sprektum nampak 400 – 760 nm.
Keuntungan utama pemilihan metode spektrifotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitatif zat yang sangat kecil.
Dalam analisis spektrofotometri suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang –panjang gelombnag tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.
Cahaya putih meliputi seluruh spektrumnampak 400 – 760 nm. Jangka panjang gelombang kasar, yaitu :
Ultraviolet < 400 nm , k 570 – 590 nm Violet 400 – 450 nm , jingga 590 – 620 nm Biru 450 – 500 nm, merah 620 – 760 nm Hijau 500 – 570 nm , inframerah > 760 nm.
Dalam bidang fisikan cahaya manokromatik adalah cahaya dengan suatu panjang gelombang atau rentang panjang gelombang yang sempit. Dalam bidang seni warna, objek atau gambar yang rentang warnanya hanya terdiri dari bayanagan warna tunggal.
Obat golongan sulfanamida yang mempunyai struktur umum C6H4 – 5 – 4 – NHR3 mengabsorbsi cahaya dalam daerah ultraviolet karena mengandung kromotor fenil. Namun tidak memperlihatkan absorbsiyang persis sama karena gugus R dapat menyebabkan absorbsi tambahan mengubah sifat spektrum aromatik dasar nya. Spektrum ini kuat sehingga memungkinkan untuk menganalisis obat dalam percobaan ini . diadakan pengukuran spektrum absorbsi senyawa campuran 2 sulfanamida. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri di lakuakan pada larutan yang mengandung senyawa tunggal maupun campuran 2 komponen.

B. Uraian Bahan
1. Natrium Hidroksida (FI edisi III hal 412)
Nama resmi : NATRII HIRIXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40.00
Rumus molekul : NaoH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik .
Kegunaan : Zat tambahan.
2. Sulfamerazina (FI edisi III hal 584)
Nama resmi : SULFAMERAZINUM
Nama lain : Sulfamerizina
Rumus bangun : NH2 SO2 NH
CH3
N (4 –metil, 2pirimidinil) – sulfanilamida
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak kekuningan : tidak berbau rasa agak pahit, mantap di udara kalau cahaya langsung lambat laun warna menjadi tua.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform p , dan dalam eter p, sukar larut dalam etanol (95%) p, agak sukar larut dalam aserton p, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkalihidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Antibakteri.
3. Sulfadiazina (FI edisi III hal 579)
Nama resmi : SULFADIAZINUM
Nama lain : Sulfadiazina
Rumus Bangun : NH2 SO2 NH
N2 – pirimidinil – sulfanilamida
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih kekuninganatau putih agak merah jambu hampir tidak berbau. Tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) p, agak sukar larut dalam aserton p, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkalihidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Antibakteri.
4. Sulfadimidina (FI edisi III hal 579)
Nama resmi : SULFADIMIDUM
Nama lain : Sulfadiazina
Berat molekul : 278.33
Rumus molekul : C12, H 14, N4, O25
CH3
Rumus Bangun : NH2 SO2 NH
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih kekuningan atau kuning gading , tidak berbau, rasa agak pahit.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam 120 bagian etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Antibakteri.

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1. Alat
a. Corong
b. Erlenmeyer
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Labu takar
f. Pipet volume
g. Spektrofotometri uv dan vesibel
2. Bahan
a. NaoH
b. Sulfadimidina
c. Sulfadiazina
d. Sulfamerazina

B. Cara kerja
1. Cara pembuatan NaoH 0.1 N
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Di timbang 4 gram NaoH dan di larutkan dalam 100 ml aquadest.
c. Di masukkan dalam labu uku 100 ml dan di kocok hingga homogen, laludi dinginkan dalam es batu.
d. Di masukkan dalam wadah dan di beri etiket.

2. Penentuan larutan
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Di timbang masing masing sampel yaitu sulfamezin,sulfadiazin, dan sulfadimidin masing masing sebanyak 50 mg.
c. Dilarutkan 100 ml NaoH bebas CO2 hingga 100 ml sebagai larutan stok 500 ppm.
d. Dipipet 1 ml dari larutan stock 500 ppm ke dalam labu takar 100 lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 100 ml sebagai larutan stok 50 ppm.
e. Dipipet 10 ml dari larutan stock 10 ppm ke dalam labu takar 100 lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 100 ml sebagai larutan stok 50 ppm.
f. Dipipet 2 ml dari larutan stock 50 ppm ke dalam botol pengenceran lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 50 ml sebagai larutan stok 2 ppm.
g. Dipipet 4 ml dari larutan stock 50 ppm ke dalam botol pengenceran lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 50 ml sebagai larutan stok 4 ppm.
h. Dipipet 6 ml dari larutan stock 50 ppm ke dalam botol pengenceran lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 50 ml sebagai larutan stok 6 ppm.
i. Dipipet 8 ml dari larutan stock 50 ppm ke dalam botol pengenceran lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 50 ml sebagai larutan stok 8 ppm.
j. Dipipet 10 ml dari larutan stock 50 ppm ke dalam botol pengenceran lalu di larutkan dengan NaoH bebas CO2 hingga 50 ml sebagai larutan stok 10 ppm.
k. Masing – masing larutan stok di amati pada alat spektrofotometri ultraviolet.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatan
1. Untuk sulfadiazina
No. Konsentrasi ppm Serapan
1. 2 0.063
2. 4 0.075
3. 6 0.085
4. 8 0.092
5. 10 0.105

2. Untuk trisulfa
No. Sampel Absorben Rata-rata
1. 2 ppm 0.093
2. 4 ppm 0.089
3. 6 ppm 0.091
∑ 12 ppm 0.091 ∑ =

3. Tabel hasil pengamatan
No. X y x2 y2 Xy
1. 2 0.063 4 0.003969 0.126
2. 4 0.075 16 0.005625 0.3
3. 6 0.087 36 0.007569 0.522
4. 8 0.092 64 0.008464 0.736
5. 10 0.105 100 0.011025 1.05
∑ 30 0.422 220 0.036652 2.734

BAB V
PEMBAHASAN

Spektrofotometri adalah analisa instrument yang membahas tentang molekul dan radiasi elektromagnetik obat golongan sulfadiamida yang mempunyai struktur umum. Spektrofotometri adalah suatu metode analisi kimia yang di gunakan untuk menerapkan kadar suatu zat atau senyawa obat dengan menggunakan alat yang biasa di sebut spektrofotometer.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat atau molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energik nya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum.
Spektrofotometri uv – vs dapat di lakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu di perhatikan beberapa persyaratan pelarut yang di gerakan antara lain:
1. Pelarut yang di gunakan tidak menggunakan sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.
2. Tidak terjadi interaksi dengan senyawa di analisa .
3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis.
Pada umumnya pelarut yang sering sering di pakai dalam analisis spektrofotometer uv – vis adalah air, etanol, skloheksa-tetraproponal. Hal lain yang perlu di perhatikan dalam pemilihan pelarut adalah polaritas dari pelarut yang di pakaikarena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang di analisa.
Untuk mengetahui kadar sulfadiazin , di lakukan beberapa kali pengenceran dengan mengunakan beberapa konsentrasi yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,10 ppm, dengan menggunakan alat yang di sebut spektrofotometer. Pengenceran ini di lakukan karena sampel sukar larut dalam air, tetapi larut dalam alkali hidroksida.
Berdasarkan hasil pengmaatan dan perhitungan yang telah dilakuan pada sulfadiazina, dapat diketahui bahwa hubungan anatar konsentrasi (ppm) dengan nilai absorberen (a) tegak lurus, sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sulfadiazina, maka nilai absorbennya atau daya tembus cahaya yang di lewati sampel semakin besar berdasarkan hasil perhitungan, maka di dapatkan nilai a sebesar 0.0541 dan nilai b sebesar 0.0051 , seta nilai x sebesar 0.99 sedangkan nilai y sebesar 0.091.
Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhui dalam perhitungan pada percobaan ini adalah :
1. Kesalahan dalam penempatan sampel.
2. Kurang teliti dalam melakukan pengenceran sampel.
3. Alat dan bahan kurang steril dan telah terkontaminasi.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Semakin tinggi panjang gelombang yang di gunakan untuk mengukur sampel, maka semakin tinggi pula nilai absorbennya.
2. Semakin tinggi nilai pengenceran ppm, semakin besar nilai absorbennya.
3. Dari hasil percobaan di peroleh nilai a sebesar 0.0541 dan nilai b sebesar 0.0051.
4. Nilai kadar sulfadiazina adalah sebesar 0.729 mg/ml.

B. Saran
Di harapkan asisten dapat membimbing praktikan lebih baik lagi, serta lebih di lengkapi alat dan bahan dalam laboratorium analisis instrumen.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen pom.1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI : Jakarta

Inthisani. 2004 . Pengantar Kromatografi dan Analisis Spektrofotometer uv – vis. UIT : Makassar.

Tim dosen. 2011. Penuntun Praktikum Analisis Instrumen Farmasi. UIT : Makassar

LAMPIRAN
A. Skema kerja

NaoH 0.1 N ditimbang

Dilarutkan dengan aquadest ad 100 ml

Sulfadiazina

Di lakukan pengenceran 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm

Dipipet 10 ml larutan stock untuk konsentrasi 2 ppm (larutan a).

Dipipet 10 ml larutan a untuk konsentrasi 4 ppm (larutan b).

Dipipet 10 ml larutan b untuk konsentrasi 6 ppm (larutan c).

Dipipet 10 ml larutan c untuk konsentrasi 8 ppm (larutan d).

Dipipet 10 ml larutan d untuk konsentrasi 10 ppm .
Dilakukan pengujian spektrofotometer.

Di catat angka serapan, di hitung

Pembahasan

kesimpulan
B. Perhitungan
1. Untuk NaoH
Dik . Be = 40
V = 1000 ml
N = 0.1 N
Dit . g …………..?
Penyelesaian :
g = v. N . Be
= 1000 ml . 0.1 N . 40
= 4000 mg = 4 gram
2. Untuk perhitungan ppm
a. 2 ppm
V1 . k1 = v2 .k2
V1 . 100 = 100 . 2

b. 4 ppm
V1 . k1 = v2 .k2
V1 . 100 = 100 . 4

c. 6 ppm
V1 . k1 = v2 .k2
V1 . 100 = 100 . 6

d. 8 ppm
V1 . k1 = v2 .k2
V1 . 100 = 100 . 8

e. 10 ppm
V1 . k1 = v2 .k2
V1 . 100 = 100 . 10

3. Perhitungan data pengamatan

Untuk kadar sulfadiazina dalam sampel
Diketahui : Sampel tri sulfa , Serapan (y) 0.091, Volume 100 ml
Ditanyakan : persamaan regresi linear ?
Penyelesaian : Y = a + bx
kadar sampel = 0.00723 mg/ml x 100 ml
= 0.723 mg/ml

ranieatika

4 out of 5 dentists recommend this WordPress.com site

Road To Dreams

Ini Semua tentang Aku, Kamu, Dia, Kita dan Mereka

♪♫ §åÿîÐ ħæř£âÑ ♫♪

Blog Abal-abal... Datang tak dijemput, Pulang tak diantar

Yudha Qirana

Sebuah Catatan Seputar Dunia IT dan Info-Info Menarik

TenjoCity-Edukasi Digital

Blog yang berisi materi pelajaran komputer informatika dan Opini Pribadi

blogsip hylz

A great WordPress.com site

imaani44

always be healt

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.